RSS
Container Icon

EFEK RUMAH KACA TERHADAP PEMANASAN GLOBAL

EFEK RUMAH KACA TERHADAP PEMANASAN GLOBAL

Oleh: Baitullah

A. Latar Belakang

Efek rumah kaca (ERK) adalah proses alami yang membantu terjadinya pemanasan pada lapisan atmosfer dan permukaan bumi. Hal ini terjadi karena gas-gas yang terdapat dalam lapisan atmosfer, sepperti karbondioksida (CO2), gas metan (CH4), nitrogen dioksida (NO2), chlorofluorocarbon (CFC) dan gas-gas lainnya mampu mengubah keseimbangan energi dari planet bumi melalui penyerapan radiasi gelombang panjang (longwave) yang diemisikan dari permukaan bumi. Tanpa adanya ERK, suhu dipermukaan bumi akan dingin berkisar -180 C, dibandingkan saat ini suhu rata-rata permukaan bumi sebesar 150 C.

B. Masalah

  1. Apa sajakah yang menyebabkan terjadinya pemanasan global?
  2. Apakak pengaruh pemanasan global terhadap kesehatan manusia?

C. Hipotesa

  1. Diduga penggundulan hutan, pertumbuhan daerah industri, dan jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat merupakan penyebab terjadinya pemanasan global.
  2. Diduga pemanasan global dapat menyebabkan meningkatnya penyebaran virus Aides aigypti.

D. Tujuan

  1. Untuk mengetahui penyebab-penyebab terjadinya pemanasan global.
  2. Untuk mengetahui pengaruh atau bahaya yang ditimbulkan oleh pemanasan global terhadap kesehatan manusia.

E. Manfaat

  1. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa bumi mengalami pemanasan dalam kurun waktu 100 tahun belakangan ini.
  2. Memberikan informasi kepada masyarakat penyebab terjadinya pemanasan global.

F. Pembahasan

Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Temperatur rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0,74-0,180 C selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan baahwa sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan temperatur permukaan global akan meningkat 1,1 hingga 6,40 C antara tahun 1990 dan 2100. Adanya beberapa hasil yang berbeda diakibatkan oleh penggunaan skenario-skenario, berbeda pula dari emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang juga akibat model-model dengan sensitivitas iklim yang berbeda pula. Walaupun sebagian besar penelitian memfokuskan diri pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun jika tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

Meningkatnya temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan.

Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia, jika ada tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekwensi-konsekwensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

G. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan yang perlu mendapat perhatian bagi para pengambil kebijakan, antara lain adalah:

  1. Mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer merupakan perioritas internasional dengan telah ditandatanganinya Protokol Kyoto pada tahun 1997. Tiap negara secara sendiri-sendiri atau bersama-sama sepakat mereduksi konsentrasi gas rumah kaca sebesar 5,2 % di bawah tingkat emisi tahun 1990.
  2. Pengurangan emisi gas rumah kaca dapat dilakukan melalui implementasi teknologi bahan bakar yang mengandung karbon rendah, seperti pemanfaatan gas alam, tenaga air, tenaga surya, tenaga angina, dan tenaga nuklir.

DAFTAR PUSTAKA

Swasono, H, dkk. 1986. Pengantar Ekologi. Jakarta: Penerbit Rajawali.

Suryani, M, dkk. 1987. Lingkungan Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta: UI Press.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar